Langsung ke konten utama

Edisi Silaturahmi ke Bu Dokter :')

Akhir-akhir ini saat bangun tidur ataupun bangun dari duduk, aku selalu merasa pusing, perlu waktu yang cukup lama untuk bisa fokus. Mata tiba-tiba gelap, butuh waktu sekitar 5-10 detik untuk bisa menangkap cahaya. Awalnya aku pikir karena aku kurang mengkonsumsi air putih saja, walau begitu aku tetap saja malas untuk minum banyak. hehehe. . .
Kondisi seperti itu mulai parah sejak hari Senin yang lalu, tadi malam puncaknya, dengan tambahan sekujur badan pegal, mata panas, dan persendian nyeri teramat sangat, terutama bagian kaki. menjelang tengah malam demam tinggi datang menyerang :')
Maka pagi ini aku memutuskan untuk ke GMC, mencari jawaban menagapa aku sampai seperti ini. Sebelumnya, aku lupa kalo kartu GMC ku ini sudah tidak bisa digunakan karena masa berlakunya sudah habis, dan untuk memperpanjang aku harus membayar SPP kuliah ku semester ini. Huff, terpaksa aku membobol ATM ku, 540 ribu. Sesampainya di Bank Mandiri, ternyata tagihan yang harus di bayarkan adalah 990 ribu. Weikz, terpaksa aku membayar semuanya langsung, aku malas berurusan dengan Rektorat yang birokrasinya agak njlimet.
Oke, singkat cerita aku sudah bertemu dengan dokter muda yang cantik, berkacamata dan berjilbab *aku lupa mencari tau siapa namanya, padahal kan kebiasaanku menanyakan namanya, biar terasa lebih akrab*. Setelah panjang lebar bercerita tentang keluhanku selama ini, akhirnya dokter tersebut memintaku untuk mengukur tensi darah. Setelah ditensi, ternyata tensiku berada di bawah rata-rata, 100/90. Cukup normal, tidak terlalu rendah, walalupun normalnya adalah 110/100. Dokter ini mempertanyakan pola makan dan aktivitasku. Diagnosisnya, ada 4 kemungkinan yang menyebabkan tensi darahku turun. Kemungkinan pertama adalah asupan gizi makanan yang tidak berimbang terutama protein dan serat. Kemungkinan kedua adalah aktivitas yang berlebih yang menyebabkan kelelahan, ataupun sebaliknya, tidak beraktivitaspun menyebabkan kondisi tubuh tidak fit. Kemungkinan ketiga adalah karena faktor pikiran. Dan kemungkinan yang terakhir dan seringkali diabaikan oleh banyak orang adalah karena kurang olahraga. Hahahaha, singkat cerita aku diminta mengambil konklusi sendiri apa dari ke empat faktor itu yang membuat kondisi badanku drop. *pikir...pikir...pikir...* hemm, sepertinya kombinasi dari smuanya membuat kepalaku cenut-cenut, mata berair, dan hidung meler. Fyuuuh...*menghela nafas panjang*, ternyata seperti itu... Terimakasih ya Allah, sudah memberiku rasa sakit ini, rasa sakit ini membuatku berpikir, rasa sakit ini mengingatkanku akan banyak hal; untuk selalu hidup dengan mengonsumsi makanan sehat, selalu berpikir positif dan gak berat-berat, beraktivitas yang benar *sepertinya kata 'benar' ini harus aku bold atau garis bawahi, hehe :)*, satu lagi, mengingatkanku untuk rajin berolahraga!! *hehe, ini bagian tersulitnya..*
Oke, just get a rest and feel better soon Sist ^^

PS: Aku lupa, sebelum pulang dari GMC, aku menyempatkan diri untuk menimbang berat badan. See? BB ku cuma 43kg. Menurun drastis dari yg biasanya 46-47kg. Aku sempet histeris berteriak ketika mengetahuinya. Tapi mbak yang biasa ada di meja pendaftaran yg sudah sangat mengenaliku itu malah memujiku "Turun ya mbak, senang dong, jadi tambah langsing". Aku cuma bisa menjawabnya dengan senyuman yang dipaksakan. Hikz, dia tidak tahu betapa menderitanya aku. Batinku; "Gmn mau seneng mb, aku malahan kaya anak kurang gizi". Pas aku ngedit tulisan ini, aku baru j menimbang ulang, dan ternyata BB ku turun lagi, jadi cuma 42 kg. What???!!!

Komentar

Other Story

[Tidak Ada Lagi] Perjalanan Tanpa Arah dan Tujuan

@fiersabesari Terkadang, menulis itu membutuhkan sedikit keterpaksaan. Tidak jarang kita butuh inspirator yang membuat keterpaksaan itu menjadi hal semacam 'Oke, aku juga bisa melakukannya'. Secara teknis, jurnal ini terinspirasi oleh JURNAL366 milik Bung Fiersa Besari. Apa yang bisa aku katakan tentang jurnal366? Hanya satu kata, KONSISTENSI. Luar biasa, tidak ada satu haripun yang terlewatkan selama 366 hari di sepanjang Tahun 2016. Awalnya ketika Bung Fiersa membuat satu dari 10 tantangan yang harus ditunaikan di tahun 2016, maka aku pun memantapkan hati untuk konsisten membacanya setiap kali jurnal tersebut terbit. Nyatanya, terkadang aku pun terpaksa merapel 2atau 3 hari sekaligus. Susah sekali untuk bisa konsisten, padahal hanya sekedar membaca, bukan menulis. Tahun ini aku akan mencoba tantangan yang sama namun dengan kuantitas yang lebih rendah. Harapanku, walaupun kuantitasnya tak sebanding dengan apa yang Bung telah buat tahun lalu, secara kualitas masih layak