Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

halaman sakral, hehe

sumber : my lovely skripsweet >.< rasanya, lega sekali sudah bisa menulis halaman ini. ini tulisan paling sakral dari seluruh tulisan yang ada di 135 halaman yang saya tulis. hehe :D

hanya ingin

saya hanya ingin menulis malam ini, tapi sayangnya mata saya sedang tidak bersahabat, setelah seharian, semalaman, sepagian, sesiangan, lalu semalaman ini lagi, belum juga terpejam... hoahemm,, saya hanya ingin bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan pada saya hingga detik di mana saya mengetikkan huruf terakhir dari tulisan ini. saya hanya ingin,,

di saat perasaan itu datang

saat semuanya tidak seperti yang kamu harapkan, maka... tidak perlu kecewa, yang kamu butuhkan cukuplah kebesaran hatimu. hati yang lebih besar untuk bisa menerima segalanya dengan lapang. mintalah pada Tuhan, bukan untuk membuat segalanya baik-baik saja. tapi, untuk memberikan hati yang lebih besar, agar rasa kecewa tidak sanggup lagi memenuhi seluruh ruang kosong di hatimu. baru setelahnya, mintalah pada Tuhan, agar Ia mengambil alih semuanya. Terakhir, hiduplah dalam kepercayaan bahwa Tuhan akan segera mengabarkan hal baik padamu... percayalah...

keluwesan menempatkan diri :)

Horeee, akhirnya setelah beberapa hari saya absen menulis. Aw, aw, aw. ketemu lagi.. hehehe.. Mmm, kali ini saya ingin berbagi tulisan mengenai adaptasi diri. Adaptasi ? ah, dulu lho, pas jaman SMP, kita pernah diajari tentang apa itu adaptasi. Hayoo, inget engga? Yup, adaptasi (kurang lebih) adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan agar mampu bertahan hidup. Ah, tapi saya lebih suka mendefinisikan adaptasi atau penyesuaian diri itu sebagai keluwesan dalam menempatkan diri. Saya rasa ini termasuk bagian yang cukup sulit dalam kita bersosialisasi. Pasalnya, dengan banyak orang, banyak kepala, banyak pemikiran, ujung-ujungnya ya banyak karakter pula. Ketika kita berada dalam sebuah komunitas, entah itu keluarga, kawan kuliah, tetangga rumah, rekan kerja, rasa nyaman yang akan kita dapatkan berawal dari keluwesan kita dalam menempatkan diri. Dalam artian, kita tahu apa dan bagaimana posisi kita saat berada di sebuah komunitas. Tanpa keluwesan, saya berani menjamin bahwa rasa nyaman i

Ketika menulis tidak memerlukan sebuah alasan...

Dulu ketika saya sedang mengetik sebuah tulisan, terkadang saya tidak punya alasan mengapa saya menulisnya. Tapi terkadang pula, ketika membuat sebuah tulisan, saya ingin banyak orang yang membaca tulisan saya. Seperti misalnya ketika menulis status di fb atau di twitter, sering saya perhatikan siapa yang ikut mengomentari, berapa jumlah like nya, atau siapa yang ngeretuit kicauan saya. Eh, bahkan tidak jarang saya juga suka memberikan jempol di status saya sendiri, hahaha. Sampai satu ketika (bulan November tahun lalu tepatnya), saya mengikuti workshop kepenulisan yang pembicaranya adalah salah satu penulis favorit saya. Tadinya saya ingin share materinya disini. Tapi sayangnya nih ya, mungkin saat itu memori otak saya sedang tidak bersahabat, jadi semua materi workshop menguap begitu saja dari pikiran saya. Gak jadi deh sharing ilmunya. Huhuhu, maaf ya. Tapi untunglah, beberapa waktu yang lalu, ketika saya membuka fanspage pembicaranya , ternyata ada sebuah notes yang isinya kur

tentang sebuah keajaiban

Kadang, kalo misalnya kita sedang berada di titik nadir dimana kita sudah berusaha maksimal namun belum juga mencapai hasil, sering sekali melintas dalam pikiran kita ada keajaiban yang datang. Ya, saya juga termasuk yang suka berimajinasi seperti itu. Saya pikir, the invisible hand memanglah ada. Ya, keajaiban yang Tuhan berikan itu pasti ada, hanya saja lewat tangan yang mana itu yang kita tidak pernah tau. Semisal, ketika kita sedang tidak memiliki uang, padahal list tagihan menumpuk, belum lagi list kebutuhan yang harus dpenuhi. Entah dari mana, entah lewat bantuan siapa, pasti ada uang untuk memenuhi semua kebutuhan, menutup semua tagihan. Tapi, sejauh mana sih kita harus mempercayai keyakinan tentang keajaiban itu?

Memantaskan diri?

Hemm, jadi inget beberapa waktu yang lalu, duluuuuu (udah males nyari kapan tepatnya, habis fp ny bukan timeline, jadi susah nyarinya, hehe), pak Mario Teguh  pernah bikin status di fanspage nya yang intinya itu tadi, kita harus berusaha untuk bagaimana menjadi pantas untuk mendapatkan apa yang pantas kita dapatkan. Jadi inget juga, satu waktu, tetangga kamar di kos saya ada yang pernah bilang gini waktu saya sedang menonton acara nya pak Mario yang terkenal itu,  hidup itu tidak semudah seperti apa yang pak Mario katakan. Pertama kali dengar kelakaran seperti itu, saya cuma bisa bengong, sepersekian detik kemudian tertawa. Hahahaha. Iya sih, kayanya hidup seperti yang Pak Mario bilang itu gampaaaaaang banget. But in reallity, it's hard enough to be real . Hey, di underlined bagian yang ini, hard enough lho ya, bukan very hard . Soalnya kalo hard enough itu kan artinya cukup berat, tapi bukan sesuatu yang mustahil kita bisa saja melewatinya. Lain cerita sama very hard,  kesan k

yes, i (will be) one of them!

Sore ini saya pergi ke perpustakaan pasca ugm, bukan, bukan untuk mencari buku, tapi mencari sinyal wifi. Hag hag hag. Kuota modem saya sedang tidak bersahabat, habis di saat saya membutuhkan. Hadeh. Ternyata setelah membuka gmail, saya mendapatkan email balasan dari Indonesia Mengajar. Hmmm, beberapa waktu lalu saya memang mengajukan diri menjadi Pengajar Muda pada program ini. walaupun saya mengirimkan aplikasinya di detik-detik terakhir. Hahahaha. Bukan karena saya tidak niat, tapi saya lupa di detik-detik terakhir bahwa saya belum mengirimkan aplikasinya (*tepok jidat) See , bukan point bahwa saya tidak masuk dalam daftar Pengajar Muda angkatan IV yang ingin saya sampaikan disini. Itu tidak penting. Tapi lihat pilihan diksi yang digunakan. Saya benar-benar tidak kecewa dengan isi emailnya. Saya justru tergugah untuk menjadi 'pantas' di pilih sebagai PM.

YGYM; Perempuan yang Berdoa

Tulisan ini sebenarnya adalah (hampir) keseluruhan salah satu chapter dalam novel(?) Yang Galau Yang Meracau karya Fahd Djibran  dengan judul yang sama. Novel? aduh, kayanya buku ini bukan novel deh, tapi tulisan fiksi yang dipersembahkan untuk teman-teman yang galau dan ingin berbicara pada diri sendiri--secara lebih bebas dan lebih jujur. (seperti yang tertera dalam halaman pembuka buku ini.) http://fahd-isme.blogspot.com/ Oke, kita bahas secara singkat padat dan jelas saja. Buku ini terdiri atas 3 bagian Medan Galau, Medan Racau, yaitu tentang Setan, Cinta, dan Tuhan. Karena saya tidak sedang menulis resensi jadi ya gak perlu lah saya menceritakan ringkasan buku ini. Hehe. Gak seru kalo saya kasih tau, mending kalian baca sendiri deh. Disini saya hanya ingin membagikan tulisan di salah satu medan galau Setan, yaitu tulisan yang berjudul Perempuan Yang Berdoa. Intinya tulisan ini tentang bagaimana sebaiknya (bukan seharusnya) berdoa yang baik. Sejak pertama kali baca tu

ketika Aby dan Mas bersama :)

...para penghuni (Ash-habul) surga itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan (Al Faizin)   | -Al Hasyr : 20- K etika nama Aby Faizin dan Mas Ashhab berada dalam ayatNya yang sama... Subuh tadi, tiba-tiba saya jadi gembeng lagi... Apa pasal? selepas subuh tadi saya kembali mengaji Al Quran. Ah, mungkin lebih tepatnya bukan mengaji, tapi membaca. Membaca huruf arab dan artinya. Dengan sedikit diresapi, dipahami. Haaah, dasar saya memang bebal sepertinya, tetap saja tidak meresap dan tidak paham, hahaha, mungkin karena sedikitnya itu kali ya? besok-besok berarti harus banyak-banyak saya resapi dan pahami. Saya melanjutkan bacaan saya yang kemarin terhenti. Seperti biasa, cara mengaji saya memang lucu. Saya lebih suka selesai membaca huruf arabnya satu ayat, kemudian di lanjut membaca artinya. Tidak penting bagaimana saya mengaji. Yang membuat saya menangis adalah ketika saya menemukan nama aby dan nama mas berbarengan dalam satu ayat. Huwaaa, seketika meleleh air mata say

Komik Golongan Darah

Ahahahaha, ini cuma buat lucu-lucuan aja lho ya. Kalo misal ada karakternya yg gak sesuai dgn golongan darah kalian ya jangan jadi mengumpat-ngumpat di blog saya. Hehe. Ah iya, saya lupa dapet dari mana gambar-gambar ini. Kalo ada yang merasa memiliki, sebelumnya maaf ya saya upload tanpa izin. Sila komen disini, biar nanti saya update deh entry nya ini. Salam unyu-unyu :)

Yang Terekam dalam "2". . .

Buku ini adalah buku kedua karya bung Donny Dhirgantoro, setelah sukses dengan novel perdananya, 5cm (yang sudah cetak ulang entah keberapa kalinya :D). Seperti dalam novel sebelumnya, di novel ini  pun banyak bertebaran quotes, kata-kata bijak, petuah, nasehat, atau apalah namanya, yang pada intinya selalu mengingatkan kita bahwa impian maupun mimpi itu sangatlah penting, namun yang jauh lebih penting lagi adalah bagaimana usaha kita dalam mewujudkan mimpi-mimpi itu. Ini adalah (hampir) keseluruhan quotes yang terekam (dalam penglihatan mata saya).--entah kenapa saya lebih suka menuliskannya dengan kata terekam, hehe--. Sila membaca, semoga setelah membaca ada yang termotivasi, ada yang tergugah, ada yang tiba-tiba mendapat wangsit, ada yang tiba-tiba pengen ke kamar mandi (nangis maksudnya, hehe), apapun lah, paling tidak memberikan sesuatu yang positif dalam diri kalian. happy reading^^ Orang hidup itu harus punya cita-cita, kalau kamu gak punya cita-cita berarti

Happy New Year

Selamat Tahun Baru 2012 =D Semoga tahun ini berkah ya... Semoga mimpi-mimpi kita terwujud ^^